Sabtu, 22 Oktober 2011

MEMASARKAN GAGASAN SOSIAL KAMPUNG EDUKASI KRAMATSARI

Oleh: Agung Bagus Armianto, ST (Askot Urban Planner PNPM MP Kota Pekalongan | April 2011 - Oktober 2011)

Seperti yang selama ini sudah berjalan, Talk Show Radio dalam rangka sosialisasi kepada masyarakat luas mengenai kegiatan-kegiatan yang dilakukan PNPM MP Kota Pekalongan kembali di laksanakan. Kegiatan yang telah rutin dilakukan di Radio Kota Batik 91.2 FM kali ini mencoba mengangkat tema "Memasarkan Gagasan Sosial Kampung Edukasi Kramatsari". 

Hari Sabtu, 22 Oktober 2011 lalu dengan lama durasi 1 jam mulai pukul 9.00 para narasumber yang hadir yaitu Agung Bagus Armianto, ST (Askot Urban Planner PNPM Kota Pekalongan), Andhiani Manik Kumalasari, SIP (Tenaga Ahli Pemasaran Kelurahan Kramatsari) dan Teguh S.Kom (Koordinator BKM Barokah Kelurahan Kramatsari) membahas mengenai bagaimana kegiatan pemasaran gagasan sosial akan dilaksanakan.
Pada kesempatan itu dijelaskan apa itu Kampung Edukasi Kramatsari dan mengapa diputuskan untuk mengangkat gagasan tersebut. Andhiani juga menceritakan siapa-siapa saja yang dianggap sebagai potential partner dalam mengembangkan gagasan sosial serta teknis-teknis pelaksanaan dalam upaya mencapai target dalam siklus pemasaran program PLPBK.

Dijelaskan juga mengenai lingkup kegiatan pemasaran yang dibagi menjadi pemasaran internal dengan tujuan mendapatkan dukungan masyarakat kelurahan Kramatsari sendiri dan pemasaran eksternal yang bertujuan mendapatkan dukungan incash ataupun inkind dari pihak luar.

Pemerintah Kota Pekalongan sangat mendukung kegiatan dalam mewujudkan gagasan ini, dibuktikan dengan ijin oleh bapak Walikota untuk menggunakan lahan milik pemerintah di kelurahan Kramatsari sebagai salah satu lokasi kawasan prioritas yang akan dibangun. Kemudian Dinas Pendidikan juga telah berkomitmen untuk mendukung kegiatan yang ada di dalam kawasan prioritas itu. Kolaborasi dan sinergi antara lembaga-lembaga pendidikan yang ada di lokasi kelurahan Kramatsari segera akan diwujudkan seiring dengan mulainya pembangunan fisik Kramatsari Education Center.

"Saya sebagai Tenaga Ahli Pemasaran akan bertugas selama enam bulan sesuai kontrak atau sampai tercapainya target yang telah di bebankan. Yang penting dilakukan saat ini yaitu menumbuhkan keyakinan masyarakat bahwa mereka memiliki potensi yang dapat dimaksimalkan untuk melakukan perubahan-perubahan ke arah yang lebih baik", ujar Andhiani. Teguh S.Kom selaku koordinator BKM Barokah juga sempat menjawab pertanyaan salah satu pendengar mengenai dugaan adanya penarikan dana yang dilakukan kegiatan-kegiatan PNPM MP di Kota Pekalongan. Dijelaskan tidak ada kegiatan BKM di kota Pekalongan dan di Kelurahan Kramatsari pada khususnya yang melakukan hal seperti itu.

Terakhir juga ditegaskan oleh Bagus, "Dana BLM yang diberikan kepada masyarakat bukanlah hadiah untuk mencukupi semua kebutuhan kegiatan melainkan hanya stimulan saja yang seharusnya bisa di lengkapi oleh swadaya masyarakat. Bahkan di program PLPBK selain swadaya, masyarakat juga dilatih untuk mengakses dana ke pihak luar melalui kegiatan pemasaran ini".

Memang tidak dipungkiri, dana sangat penting untuk mewujudkan mimpi Kampung Edukasi ini. Tetapi jangan dilupakan transformasi sosial yang diharapkan dapat terjadi dengan mewujudkan Kramatsari Education Center juga harus dapat benar-benar terlaksana. Mendapatkan kepercayaan dari semua pihak akan gagasan yang di sepakati itu akan berefek pada masuknya dukungan dana dan juga dukungan kebijakan dari Pemerintah Kota.
Semoga segera terwujud cita-cita masyarakat madani di Kelurahan Kramatsari.

 

Senin, 17 Oktober 2011

IJIN PENGGUNAAN LAHAN KAMPUNG EDUKASI KRAMATSARI

Oleh: Agung Bagus Armianto, ST (Askot Urban Planner PNPM MP Kota Pekalongan | April 2011 - Oktober 2011)

Kampung Edukasi Kramatsari, sesuatu cita-cita yang ingin diwujudkan oleh salah satu kelurahan penerima program PLPBK di Kota Pekalongan. Memang bukan suatu mimpi yang mudah untuk dijadikan kenyataan tetapi bukan pula suatu hal yang mustahil untuk diraih. Perlu banyak tindakan nyata dari seluruh pihak yang terlibat di dalamnya mulai dari BKM, TIPP, TP, TPP, tim pendamping, Pemerintah Kota maupun masyarakat di dalam kelurahan itu sendiri. Kebodohan merupakan salah satu penyebab kemiskinan yang oleh sebab itu harus diupayakan penanganannya.

Berangkat dari upaya pengentasan kemiskinan yang cukup banyak tersebar di dalam kelurahan Kramatsari yang di sisi lain ternyata terdapat lembaga-lembaga pendidikan formal terletak di kelurahan tersebut maka dilakukan upaya perubahan yang berfokus pada hal itu. Bagaimana lembaga-lembaga yang ada dapat berkolaborasi dengan masyarakat dan masyarakat sendiripun tertarik untuk meningkatkan pengetahuan mereka. Suatu wadah pun di rencanakan untuk menampung aktivitas-aktivitas yang nantinya akan menunjang upaya tadi. Aktivitas yang telah adapun nantinya akan lebih dimaksimalkan untuk mendukung. Kramatsari Education Center, sebuah pusat kegiatan masyarakat berinteraksi secara umum dan melakukan kegiatan yang dapat menambah pengetahuan akan mulai di bangun dalam bulan ini. 

Semua kegiatan persiapan telah dilakukan mulai dari pengukuran lahan sampai dengan sosialisasi ke masyarakat. Yang masih menjadi kendala hanyalah masalah perijinan lahan yang akan digunakan sebagai lokasi Kramatsari Education Center tersebut. Status lahan yang merupakan lahan eks bengkok merupakan aset milik Pemerintah Kota. Pengajuan perijinan untuk dapat memanfaatkan lahan telah dilakukan dan Tim Teknis pun dengan cepat langsung memfasilitasi BKM Barokah untuk dapat bertemu dengan Walikota Pekalongan. Sabtu, 15 Oktober 2011 yang lalu akhirnya ijin secara lisan telah dikeluarkan oleh bapak dr. H.M Basyir Ahmad. Lewat acara koordinasi yang dihadiri seluruh anggota Tim Teknis serta perwakilan dari Kelurahan Kramatsari, koordinator BKM Barokah, Teguh S.Kom memaparkan rencana kegiatan yang akan ditampung di lahan tersebut. Bagaimana rencana pengelolaan serta target-target pemanfaatan dana juga disampaikan. 

"Ide Kampung Edukasi ini sangat cerdas. Saya mendukung kegiatan yang di fasilitasi PLPBK ini dan proses perijinan segera saja di selesaikan" tegas bapak Walikota.
Bapak Fauzi dari LKM Kelurahan Kramatsari juga mengutarakan permasalahan lain, "Mohon ada dukungan solusi untuk permukiman liar yang menempati lahan irigasi supaya bisa direlokasi." Di akhir acara, Tim Teknis dan undangan yang hadir juga memberi beberapa masukan terkait kegiatan PLPBK di Kelurahan Kramatsari. Satu langkah kembali telah ditempuh dan tentunya masih banyak langkah untuk mewujudkan cita-cita. "Kerjasama dari seluruh pihak terus di bina sehingga permasalahan yang sesulit apapun akan dapat dihadapi bila kita 'keroyok' bersama-sama," papar bapak Walikota juga saat itu.

Jumat, 07 Oktober 2011

PENANDATANGANAN KONTRAK TENAGA AHLI PENDAMPING PEMASARAN

Oleh: Agung Bagus Armianto, ST (Askot Urban Planner PNPM MP Kota Pekalongan | April 2011 - Oktober 2011)

Tidak mau tertinggal oleh lokasi PLPBK di Jawa Tengah lainnya, Kota Pekalongan berinisiatif melakukan penandatanganan kontrak dengan Tenaga Ahli Pendamping Pemasaran atau sering disingkat TAP. Informasi mengenai waktu pelatihan untuk TAP yang belum dipastikan tidak mempengaruhi niat BKM dan Lurah untuk tetap merekrut TAP sekarang juga. Dan Tim Teknis yang terdiri dari berbagai unsur Pemerintah Kota Pekalongan turut mendukung dengan memfasilitasi kegiatan tersebut di Ruang Rapat BAPPEDA pagi ini, Sabtu 8 Oktober 2011.

Undangan yang terdiri dari Tim Teknis, Lurah Kraton Kidul dan Kramatsari, Koordinator BKM Aji Rasa dan Barokah, Ketua LKM Kelurahan Kraton Kidul dan Kramatsari, Camat Pekalongan Barat, Koordinator PNPM MP, Askot Urban Planner dan Senior Fasilitator serta Faskel UP Tim 1 dan Tim 3 hampir semua hadir menyaksikan proses penandatanganan SPK TAP dari 2 (dua) kelurahan penerima program PLPBK tahun 2009 tersebut.


Acara di buka langsung oleh Koordinator Tim Teknis, bapak Ir. Sochib Rochmat, M.Pi dengan memberikan pengarahan mengenai program PLPBK kepada TAP yang telah direkrut. Kemudian penjelasan mengenai Surat Perjanjian Kerja TAP seperti tugas, target, termijn pembayaran dan sebagainya dilakukan oleh Agung Bagus Armianto, ST selaku Askot Urban Planner yang dilanjut dengan diskusi dan pemberian masukan mengenai kontrak yang telah disusun. Setelah itu para TAP dari 2 (dua) Kelurahan diberi waktu untuk memperkenalkan diri kepada seluruh undangan yang hadir.
Wakil Tim Teknis dari DPUPT bapak Abdul Rosyid, ST menegaskan, "Belajar dari lokasi pilot, kami harap TAP harus fokus pada lokasi dampingan dan tugas yang telah diberikan. Jangan sampai putus di tengah jalan dan tidak mendapatkan hasil apa-apa." 

"Silakan bekerja secara tim karena tentunya akan sangat efektif, akan tetapi jangan dilupakan tanggungjawab tetap kepada nama yang tertera di dalam SPK supaya tidak terjadi ketidakjelasan pada kontrak" tambah bapak Sochib.
Akhirnya dicapai kesepakatan yang tidak merugikan pihak manapun pada acara tersebut, hal itu di buktikan dengan penandatanganan SPK oleh Lurah dan Koordinator BKM selaku Pihak Pertama, TAP selaku Pihak Kedua dan Koordinator PNPM Kota Pekalongan ibu Sri Ratnawati, S.Sos serta Koordinator Tim Teknis selaku pihak yang mengetahui.
Semoga dengan niat dan awal yang baik ini dapat mendukung tercapainya semua target yang telah di tentukan dalam siklus pemasaran program PLPBK di Kota Pekalongan. Ya, bukan sekedar dana untuk pembangunan fisik tetapi dukungan semua pihak untuk perubahan perilaku masyarakat harus diwujudkan.

Kamis, 29 September 2011

PEREKRUTAN TENAGA PENDAMPING PEMASARAN TANPA ACARA MAKAN-MAKAN

Oleh: Agung Bagus Armianto, ST (Askot Urban Planner PNPM MP Kota Pekalongan | April 2011 - Oktober 2011)

Kamis, 18 Agustus 2011 di aula Kelurahan Kramatsari Kota Pekalongan tidak seperti biasa ada sedikit kesibukan yang berbeda. Ada beberapa pelaku dari kegiatan PLPBK mulai dari Tim Teknis, Koordinator Kota PNPM MP, Askot Urban Planner, Faskel, BKM, Lurah dan wakil masyarakat hadir di situ. Hadir juga beberapa orang dengan berpakaian rapi yang tidak lain adalah calon Tenaga Pendamping Pemasaran.

Hari itu, meskipun masih dalam bulan puasa Ramadhan dilaksanakan proses perekrutan Tenaga Pendamping Pemasaran yang akan mendampingi Tim Pemasaran di Kelurahan Kramatsari dalam menjalani siklus Pemasaran dalam kegiatan PLPBK. Sesuai dengan ketentuan mengenai PLPBK dimana ketika siklus Perencanaan telah usai, maka siklus Pemasaran dan Pembangunan Fisik harus mulai di laksanakan. Dibutuhkannya seseorang atau Lembaga yang mempunyai keahlian dalam bidang pemasaran karena memang hal tersebut mungkin tidak mudah untuk bisa dilaksanakan sendiri oleh masyarakat. Saat ini Tim Pemasaran mempunyai keterbatasan tentang ilmu pemasaran wilayah, kemampuan lobby, menyusun strategi pemasaran, mempersiapkan tools, melakukan presentasi kepada potensial partner serta kemampuan menjalin kerjasama dengan pemerintah kota setempat. Maka dari itu direkrutlah seorang Tenaga Pendamping Pemasaran yang ahli dalam bidang tersebut.

Proses seleksi sebenarnya  dimulai dari kegiatan pembentukan Tim Seleksi oleh BKM dan Tim Pemasaran. Tim Seleksi terdiri dari unsur Kelurahan, BKM, wakil masyarakat, Tim Teknis dan Konsultan. Pengumuman lowongan di media massa dan internet beberapa waktu sebelumnya dilakukan oleh Tim Seleksi. Setelah beberapa pelamar mengirimkan aplikasi, dilakukan proses seleksi administrasi dan pelamar yang lolos dipanggil untuk selanjutnya mengikuti tes interview. Mekanisme tes itu sendiri terdiri dari beberapa tahapan yang cukup menyita waktu, tenaga dan pikiran seluruh peserta dan Tim Seleksi.

Setelah melakukan daftar ulang, seluruh peserta diberikan pengetahuan tentang hasil perencanaan yang telah disusun masyarakat dalam dokumen RPLP dan RTPLP. Wakil dari TIPP memaparkan hal-hal yang sekiranya penting untuk diketahui peserta tes dan setelah itu seluruh peserta diajak untuk melakukan kunjungan lapangan, melihat lokasi yang merupakan kawasan prioritas di Kelurahan Kramatsari. Kemudian sambil beristirahat, para peserta diberi waktu untuk menyusun rencana ataupun strategi mereka dalam melakukan kegiatan Pemasaran apabila mereka diterima menjadi Tenaga Pendamping Pemasaran. Strategi mereka itu nanti akan dipaparkan kepada Tim Seleksi dan selanjutnya dilakukan proses diskusi serta tanya jawab oleh Tim Seleksi.

"Kami ingin seorang yang benar-benar menguasai cara-cara mengakses CSR ataupun dana dari pihak luar supaya bisa membantu proses pembangunan di Kelurahan Kramatsari", tegas Koordinator BKM bapak Teguh. Bapak Fauzi selaku perwakilan masyarakat juga menambahkan, "Tenaga Pendamping nantinya harus mampu meningkatkan kapasitas masyarakat Kramatsari supaya bisa melakukan chanelling dan proses-proses lobby maupun presentasi dengan mitra".


Proses yang seluruhnya memakan waktu hampir satu hari tersebut akhirnya selesai setelah seluruh peserta memaparkan gagasan mereka. Meskipun kondisi fisik cukup lelah karena tidak ada istirahat makan dan minum mengingat dalam bulan puasa Ramadhan, seluruh pihak yang terlibat nampak semangat sampai akhir acara. Kemudian Tim Seleksi melakukan rapat internal untuk menentukan siapakah yang paling layak menjadi Tenaga Pendamping Pemasaran di Kelurahan Kramatsari yang selanjutnya akan dilakukan negosiasi kontrak dan penandatangan SPK yang dikeluarkan oleh Lurah dan BKM.


Rabu, 24 Agustus 2011

EKSPOSE DED DAN RAB

Oleh: Agung Bagus Armianto, ST (Askot Urban Planner PNPM MP Kota Pekalongan | April 2011 - Oktober 2011)

Siklus kegiatan PLPBK di kota Pekalongan telah memasuki tahap pelaksanaan fisik, baik di lokasi pilot maupun lokasi baru (tahun 2009). Proses pelaksanaan fisik kawasan prioritas dengan menggunakan BLM-2 PLPBK akhirnya bisa segera mulai dilakukan. Tiap-tiap Kelurahan yang mendapatkan program PLPBK salah satunya yaitu Kelurahan Kramatsari mulai sibuk mempersiapkan hal-hal yang menjadi persyaratan dalam melakukan kegiatan tersebut, Pembentukan Tim Pelaksana Pembangunan, pembentukan KSM dan kegiatan penguatan kapasitas dengan di fasilitasi tim fasilitator (Tim 1) PNPM MP telah selesai dilaksanakan.

Persiapan lain yang tidak kalah pentingnya adalah penyusunan dokumen Detail Engineering Design (DED). Kegiatan penyusunan ini bertujuan untuk memudahkan KSM dalam melaksanakan kegiatan fisik nantinya. Gambar kerja mulai denah, tampak hingga potongan dipersiapkan dengan matang dan lengkap dengan notasi ukuran maupun jenis bahan. Kemudian Rencana Anggaran Biaya (RAB) dengan mengacu ke analisa tiap-tiap Kota/Kabupaten juga ikut disusun. Hal ini untuk menjadi acuan KSM menyusun proposal dimana harga tersebut nanti di konversi sesuai dengan harga survei di lapangan yang umumnya lebih rendah. Jadwal Pelaksanaan dan RKS juga menjadi bagian dari dokumen DED yang disusun.

Proses penyusunan DED di dalam program PLPBK di Kelurahan Kramatsari di bantu oleh pihak ketiga yang berkompeten mengingat tingkat kesulitan dalam penyusunannya. Gambar serta RAB yang membutuhkan keahlian khusus belum bisa dilaksanakan sendiri oleh masyarakat. Draft DED yang disusun juga dikonsultasikan kepada Konsultan yang dalam hal ini kepada Askot Infra PNPM MP kemudian juga kepada Tim Teknis PLPBK yang terdiri dari unsur-unsur Pemkot Pekalongan.

Pada tanggal 16 Agustus 2011 kemarin bertempat di ruang rapat Bappeda Kota Pekalongan dilakukan proses konsultasi DED oleh BKM Barokah, Lurah dan Konsultan kepada Tim Teknis. Kegiatan yang difasilitasi oleh Tim Teknis tersebut dihadiri Kepala Bappeda Kota Pekalongan dan hampir semua anggota Tim Teknis. Pada kesempatan itu juga Kelurahan Kraton Kidul mendapat kesempatan memaparkan DED yang telah tersusun. Banyak masukan secara teknis maupun non teknis yang di berikan oleh anggota Tim Teknis kepada dokumen DED yang telah tersusun. Mulai dari bentuk dan tipologi bangunan, usulan kegiatan dan kebutuhan ruang yang baru sampai dengan mekanisme pengelolaan kawasan prioritas di soroti oleh Tim Teknis.

Secara umum pekerjaan penyunan DED di Kelurahan Kramatsari masih on the track dan akan di sempurnakan sesuai dengan masukan yang telah diberikan. Memang kendala cukup banyak di lapangan, tetapi tidak menyurutkan semangat masyarakat untuk segera memperbaiki kualitas lingkungan mereka.

Rabu, 20 Juli 2011

BINATUR RIVER WALK

Sumber : Warta Kota Batik Edisi XXV/2011 hal 05

Persoalan kebersihan tampaknya tidak akan pernah berhenti di galakkan oleh Pemkot Pekalongan. Kali ini sasaran yang mulai digarap adalah 'kali' yang melintas di Kota Batik. Diantaranya sungai Asem Binatur yang semula kumuh dan bau, kini mulai 'disulap' menjadi kawasan yang bersih, terlebih adanya jalan inspeksi sebagai akses bagi masyarakat yang melintasinya. Bahkan kini sungai itu mendapat julukan 'Binatur River Walk' dan sungai yang lainnyapun mulai ditata untuk di jadikan kawasan wisata.

      Walikota Pekalongan dr. HM. Basyir Ahmad ketika berkunjung di kawasan Sungai Asem Binatur Kelurahan Podosugih yang telah ditata melalui Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Mandiri Perkotaan (PNPM MP) Kota Pekalongan mengatakan, menjaga kebersihan saat ini tidak hanya terbatas pada lingkungan dan jalan kota, namun sungai yang ada di Kota Batik akan dijadikan prioritas untuk ditata. Karena sering sungai dijadikan tempat pembuangan sampah dan limbah. Padahal sungai sebagai fungsi sosial harus dijaga dengan baik agar masyarakat bisa memanfaatkan dan memelihara secara optimal. "Program ini nantinya akan diberlakukan untuk semua sungai yang ada dan ini menjadi model secara nasional," ujarnya.
     Koordinator PNPM MP Kota Pekalongan Sri Ratnawati S.Sos mengatakan, jika program yang dilakukan ini tidak lain untuk mengubah pola pikir dan perilaku masyarakat untuk hidup lebih baik yakni bersih dan sehat. Program PNPM MP sendiri melibatkan secara langsung masyarakat sekitar, sehingga secara langsung ketika program ini telah dilakukan dan selesai mereka bisa menjaganya.
     Ketua BKM Podosugih H. Sudjaka Martana mengatakan, jika program pembenahan sungai Asem Binatur terkait terpilihnya Kelurahan Podosugih bersama 18 kelurahan lainnya di Indonesia yang memperoleh program Penataan Lingkungan Permukiman Berbasis Komunitas (PLPBK). "Ini merupakan penghargaan bagi Kota Pekalongan," ungkapnya.

Selasa, 19 Juli 2011

PENGUKURAN LOKASI KAWASAN PRIORITAS KELURAHAN KRAMATSARI

Oleh: Agung Bagus Armianto, ST (Askot Urban Planner PNPM MP Kota Pekalongan | April 2011 - Oktober 2011)

Kelurahan Kramatsari salah satu lokasi dari 2 lokasi baru yang mendapatkan program Penataan Lingkungan Permukiman Berbasis Komunitas (PLPBK) di Kota Pekalongan. Tahapan siklus perencanaan telah selesai dilalui. Proses perencanaan partisipatif yang cukup panjang, menguras energi dan waktu memang telah selesai. Tetapi justru di situlah titik awal dari perwujudan mimpi masyarakat harus dimulai lagi.
Siklus pelaksanaan fisik dan pemasaran sosial adalah yang siklus yang akan segera di jalankan. BLM tahap 2 telah diturunkan dan harus segera di aplikasikan. Rencana Investasi yang telah disepakati dalam dokumen RTPLP akan segera direalisasikan. Segala persiapan untuk mewujudkan kawasan prioritas menjadi nyata mulai dilakukan. Mulai dari pembentukan Tim Pelaksana Pembangunan (TPP), pembentukan Kelompok Swadaya Masyarakat (KSM) serta penguatan-penguatan kapasitas dilakukan.

Selain itu, sebagai pedoman KSM dalam melakukan kegiatan fisik disusun pula dokumen Detail Engineering Design (DED) yang sebenarnya masih masuk di dalam tahap perencanaan. Karena proses penyusunan Rencana Penataan Lingkungan Permukiman (RPLP) dan Rencana Tindak Penataan Lingkungan Permukiman (RTPLP) yang sedikit mengalami kendala, maka penyusunan DED pun harus dilakukan berbarengan dengan kegiatan di siklus selanjutnya. Tidak ada masalah dengan hal tersebut karena masyarakat bisa menentukan pihak ketiga yang kompeten dalam menyusun dokumen DED. Selain itu, pelaksanaan fisik juga dilakukan paralel dengan penyusunan DED sehingga proses bisa terus berlangsung.

Kegiatan penyusunan DED sampai saat ini terus dikebut. Pengukuran menjadi satu hal yang wajib dalam prosesnya. Pada hari Selasa, 12 Juli 2011 kemarin TIPP, TPP, Konsultan dan perwakilan Tim Teknis bersama-sama turun ke lapangan melakukan pengukuran di lokasi kawasan prioritas. Kawasan yang terletak di sebelah Barat Balai Desa Kramatsari tersebut direncakan akan dikembalikan fungsinya sebagai pusat aktifitas masyarakat. Dahulu masyarakat Kelurahan Kramatsari banyak berkumpul di lapangan yang merupakan ruang publik tersebut. Akan tetapi karena minimnya pengelolaan lapangan tersebut menjadi terbengkalai dan bahkan menjadi tempat membuang sampah sebagian warga. Belum lagi air yang tidak mengalir dari lokasi tersebut menjadikan lapangan tersebut seperti kubangan. 

Dalam dokumen RTPLP direncanakan sebuah pusat kegiatan warga berupa pendopo, perpustakaan serta taman bermain. Selain itu di dalam lingkungan permukiman sendiri cukup banyak kegiatan yang akan dilakukan dalam rangka membentuk perilaku masyarakat yang lebih baik. "Kami ingin membuat Kelurahan Kramatsari menjadi sebuah Education Center. Kami memiliki potensi sarana pendidikan yang banyak dan akan kami rangkul dalam rangka meningkatkan taraf hidup masyarakat. Banyak kegiatan di masyarakat yang bisa dijadikan proses belajar bagi pihak lain, seperti pembuatan master motif batik, proses pengolahan sampah, pengelolaan perpustakaan kelurahan dan sebagainya. Kami berharap dengan kegiatan PLPBK ini mimpi kami dapat terwujud", jelas Teguh koordinator BKM Barokah Kelurahan Kramatsari.
Ya, siapapun berhak untuk bermimpi dan mencapai sebuah mimpi termasuk warga Kelurahan Kramatsari. Semoga mimpi untuk mewujudkan sebuah tatanan masyarakat yang memiliki komitmen terhadap bidang pendidikan baik formal maupun informal dapat terwujud.

Selasa, 12 Juli 2011

ANAK-ANAK SEKARANG BERMAIN DENGAN AMAN

Oleh: Agung Bagus Armianto, ST (Askot Urban Planner PNPM MP Kota Pekalongan | April 2011 - Oktober 2011)

Sebelum program Penataan Lingkungan Permukiman Berbasis Komunitas (PLPBK) masuk sekitar tahun 2008 yang lalu merupakan hal yang berat bagi warga RW I dan VII kelurahan Podosugih, terutama yang tinggal di tepi sungai Binatur untuk berinteraksi. Tepian sungai yang becek dan gelap sangat tidak memungkinkan masyarakat untuk melewati jalan inspeksi tersebut apalagi melakukan aktivitas lain.


Namun berkat masuknya program PLPBK yang mengajak masyarakat untuk melakukan penyusunan rencana, masyarakat menetapkan kawasan tepi sungai tersebut menjadi kawasan prioritas di Kelurahan Podosugih yang perlu ditangani. Berbagai kegiatan pun akhirnya dilakukan untuk memperbaiki kualitas lingkungan permukiman di sepanjang sungai Binatur yang masuk dalam kawasan prioritas. Dibentuk beberapa Kelompok Swadaya Masyarakat (KSM) yang bertugas melaksanakan pembangunan fisik sesuai dengan indikasi program yang telah disusun, mulai pemasangan paving, pembuatan saluran, rehabilitasi rumah, pemasangan lampu hingga pembuatan jembatan.


Dana Bantuan Langsung Masyarakat (BLM) 400 juta untuk kegiatan fisikpun di gelontorkan habis untuk merealisasikan mimpi masyarakat. Tetapi jalan ternyata masih sangat panjang, masih banyak pekerjaan rumah yang perlu dilakukan untuk mewujudkan cita-cita masyarakat Podosugih. Ketika jalan yang semula becek telah menjadi mulus, tempat yang gelap telah menjadi terang di malam hari, akhirnya masyarakat pun mulai berpikir ulang dalam menjalani kehidupan sehari-hari. Mereka mulai malu buang air besar di tepi sungai dan membangun WC di rumah masing-masing. Sampah yang tadinya dengan mudah terselesaikan di tingkat tumah tangga dengan melemparnya ke sungai sekarang menjadi masalah baru untuk dikelola. Belum lagi sampah cair (limbah) dari pabrik batik yang berada di lingkungan tepi sungai. Juga anak-anak yang mulai banyak bermain di tepian sungai menjadi rawan terhadap bahaya jatuh ke sungai.


Tapi justru di situlah terjadi apa yang diharapkan dari program PLPBK ini. Masyarakat mau secara aktif dan sadar untuk merubah perilaku mereka sendiri dengan stimulan berupa pembangunan fisik di lingkungan permukiman mereka. Tidak pernah terbersit di pikiran mereka sebelumnya untuk membangun rumah dengan fasade menghadap ke sungai. Tapi apa yang terjadi sekarang, mereka sadar akan pentingnya akses bagi rumah. Bagaimana sebuah bahaya seperti kebakaran yang datang tidak terduga akan menjadi lebih terantisipasi bila mereka mempunyai akses yang luluasa ke rumah mereka. Selain itu faktor estetika yang tidak menjadi perhatian mereka kini menjadi hal yang turut di pikir dalam mendirikan rumah baru di tepi sungai. 
Di bulan Juli 2011 ini telah cair BLM 3 sebesar 300 juta ke rekening Badan Keswadayaan Masyarakat (BKM) untuk melanjutkan perwujudan mimpi. KSM Pagar Sungai dibentuk untuk membuat pagar dan memasangnya di tepi sungai Binatur. Total biaya yang di butuhkan sebesar Rp. 20.670.000,- telah di cairkan KSM sampai dengan termijn terakhir. Masyarakat yang tadinya tidak mungkin membiarkan anak-anaknya bermain di tepi sungai kini menjadi lebih tenang. Anak-anak dapat berkumpul dan bermain dengan aman tanpa khawatir jatuh ke sungai. Selain itu kawasan sungai menjadi lebih indah dengan adanya pagar besi yang bermotif tersebut.


Masih jauh memang jalan yang harus ditempuh untuk mewujudkan apa yang dimimpikan oleh masyarakat untuk menjadikan kawasan tepi sungai Binatur tersebut menjadi lokasi wisata seperti preseden yang ada di dalam dokumen perencanaan mereka. Akan tetapi bagi sebagian warga, sudah cukup untuk menghilangkan kekhawatiran mereka bila melihat anak-anaknya bermain di tepi sungai (yang masih hitam dan bau) tersebut. Kapan mimpi masyarakat terwujud?? Ataukah sebenarnya mereka telah capai bermimpi? Tugas kita bersama untuk terus memupuk semangat masyarakat. Lanjutkan!!

UJI PUBLIK RPLP DAN RTPLP KELURAHAN KRATON KIDUL

Oleh: Ika Yennyantika Setyarini, SE (Fasilitator Ekonomi PNPM MP Kota Pekalongan)

Tahapan Siklus Perencanaan Partisipatif dalam Program Penataan Lingkungan Permukiman Berbasis Komunitas (PLPBK) memang terjadwal selama 6 bulan. Tetapi pada prakteknya di Kelurahan Kraton Kidul (atau mungkin di lokasi-lokasi lain) tidak semulus yang direncanakan. Sehingga ketika akhirnya Dokumen RPLP dan RTPL (dianggap) telah selesai, maka selayaknyalah masyarakat dengan diprakarsai oleh Tim Inti Perencanaan Partisipatif (TIPP) sedikit bergembira merayakan hal tersebut. Perayaan itupun tidak berarti kemudian dilakukan hal-hal yang bersifat hura-hura atau pesta, melainkan suatu rangkaian kegiatan yang bertujuan untuk memperoleh restu masyarakat luas akan kesepakatan perencanaan yang telah disusun.


Dalam kegiatan yang dilaksanakan pada hari Minggu, 1 Mei 2011 ini turut diundang Bapak Walikota, Kepala SKPD, Camat, Lurah, Konsultan serta khalayak masyarakat Kraton Kidul. Walau akhirnya karena ada acara yang bersamaan pada hari tersebut maka Bapak Walikota dan Kepala SKPD berhalangan hadir tidak mengurangi semangat TIPP Kraton Kidul untuk menuntaskan acara hari itu.


Pada pukul 06.00 WIB acara dimulai dengan jalan sehat. Start dilakukan di depan kelurahan dan finish di lapangan stadion. Kemudian dilakukan senam sehat yang dipimpin oleh seorang instruktur senam. Setelah itu warga bersama tamu undangan makan bersama yang diiringi dengan live music. Kegiatan ini diikuti kurang lebih 250 orang dan mereka nampak sangat antusias sekali untuk mengetahui tentang program PLPBK yang telah diselesaikan maupun selanjutnya.


Kemudian sekitar pukul 08.00 WIB acara dilanjutkan kembali yang diawali dengan sambutan-sambutan dan disambung dengan acara paparan mengenai hasil perencanaan dalam program PLPBK di Kraton Kidul. Hal tersebut untuk menginformasikan kembali kepada masyarakat luas tentang segala kegiatan yang telah dilakukan di tahap perencanaan ini serta hasil dari perencanaan tersebut, yaitu dokumen Rencana Penataan Lingkungan Permukiman (RPLP), Rencana Tindak Penataan Lingkungan Permukiman (RTPLP), serta Aturan Bersama yang telah disepakati warga.
Pada kesempatan tersebut warga juga mendapat kesempatan menuliskan komitmen/dukungan mereka terhadap Kelurahan Kraton Kidul agar ke depan lebih baik, sesuai dengan perencanaan yang telah dibuat. Selain itu juga dipamerkan proses tahapan perencanaan warga dari awal sampai terbuatnya hasil produk perencanaan, Konsep perencanaan makro (lingkup kelurahan) dan mikro (kawasan prioritas), foto-foto kegiatan, indikasi program pembangunan di kelurahan Kraton kidul, dokumen RPLP dan RTPLP serta maket kawasan prioritas. Selain itu juga diadakan lomba kebersihan yang diikuti oleh semua RT di Kelurahan Kraton Kidul. Tim penilai dari unsur Kelurahan, LPM, BKM, dan PKK. Lomba ini bertujuan untuk menumbuhkan kesadaran warga terhadap lingkungan sekitarnya. Kegiatan lomba kebersihan ini dimenangkan oleh RT 03 RW I yang mendapatkan piala bergilir dan piala tetap.


Acara ini juga dimeriahkan oleh stand makanan Jadoel (Jajanan Kraton Kidoel), stand Bank Syariah Mandiri (BSM) dan stand Sarimi. Kemudian organ tunggal serta pengundian dengan hadiah doorprize yang menarik juga menambah semarak acara yang berlokasi di rencana kawasan prioritas yaitu kawasan Stadion Kota Batik tersebut.