Sumber : Warta Kota Batik Edisi XXV/2011 hal 05
Persoalan kebersihan tampaknya tidak akan pernah berhenti di galakkan oleh Pemkot Pekalongan. Kali ini sasaran yang mulai digarap adalah 'kali' yang melintas di Kota Batik. Diantaranya sungai Asem Binatur yang semula kumuh dan bau, kini mulai 'disulap' menjadi kawasan yang bersih, terlebih adanya jalan inspeksi sebagai akses bagi masyarakat yang melintasinya. Bahkan kini sungai itu mendapat julukan 'Binatur River Walk' dan sungai yang lainnyapun mulai ditata untuk di jadikan kawasan wisata.
Walikota Pekalongan dr. HM. Basyir Ahmad ketika berkunjung di kawasan Sungai Asem Binatur Kelurahan Podosugih yang telah ditata melalui Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Mandiri Perkotaan (PNPM MP) Kota Pekalongan mengatakan, menjaga kebersihan saat ini tidak hanya terbatas pada lingkungan dan jalan kota, namun sungai yang ada di Kota Batik akan dijadikan prioritas untuk ditata. Karena sering sungai dijadikan tempat pembuangan sampah dan limbah. Padahal sungai sebagai fungsi sosial harus dijaga dengan baik agar masyarakat bisa memanfaatkan dan memelihara secara optimal. "Program ini nantinya akan diberlakukan untuk semua sungai yang ada dan ini menjadi model secara nasional," ujarnya.
Koordinator PNPM MP Kota Pekalongan Sri Ratnawati S.Sos mengatakan, jika program yang dilakukan ini tidak lain untuk mengubah pola pikir dan perilaku masyarakat untuk hidup lebih baik yakni bersih dan sehat. Program PNPM MP sendiri melibatkan secara langsung masyarakat sekitar, sehingga secara langsung ketika program ini telah dilakukan dan selesai mereka bisa menjaganya.
Ketua BKM Podosugih H. Sudjaka Martana mengatakan, jika program pembenahan sungai Asem Binatur terkait terpilihnya Kelurahan Podosugih bersama 18 kelurahan lainnya di Indonesia yang memperoleh program Penataan Lingkungan Permukiman Berbasis Komunitas (PLPBK). "Ini merupakan penghargaan bagi Kota Pekalongan," ungkapnya.