Rabu, 20 Juli 2011

BINATUR RIVER WALK

Sumber : Warta Kota Batik Edisi XXV/2011 hal 05

Persoalan kebersihan tampaknya tidak akan pernah berhenti di galakkan oleh Pemkot Pekalongan. Kali ini sasaran yang mulai digarap adalah 'kali' yang melintas di Kota Batik. Diantaranya sungai Asem Binatur yang semula kumuh dan bau, kini mulai 'disulap' menjadi kawasan yang bersih, terlebih adanya jalan inspeksi sebagai akses bagi masyarakat yang melintasinya. Bahkan kini sungai itu mendapat julukan 'Binatur River Walk' dan sungai yang lainnyapun mulai ditata untuk di jadikan kawasan wisata.

      Walikota Pekalongan dr. HM. Basyir Ahmad ketika berkunjung di kawasan Sungai Asem Binatur Kelurahan Podosugih yang telah ditata melalui Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Mandiri Perkotaan (PNPM MP) Kota Pekalongan mengatakan, menjaga kebersihan saat ini tidak hanya terbatas pada lingkungan dan jalan kota, namun sungai yang ada di Kota Batik akan dijadikan prioritas untuk ditata. Karena sering sungai dijadikan tempat pembuangan sampah dan limbah. Padahal sungai sebagai fungsi sosial harus dijaga dengan baik agar masyarakat bisa memanfaatkan dan memelihara secara optimal. "Program ini nantinya akan diberlakukan untuk semua sungai yang ada dan ini menjadi model secara nasional," ujarnya.
     Koordinator PNPM MP Kota Pekalongan Sri Ratnawati S.Sos mengatakan, jika program yang dilakukan ini tidak lain untuk mengubah pola pikir dan perilaku masyarakat untuk hidup lebih baik yakni bersih dan sehat. Program PNPM MP sendiri melibatkan secara langsung masyarakat sekitar, sehingga secara langsung ketika program ini telah dilakukan dan selesai mereka bisa menjaganya.
     Ketua BKM Podosugih H. Sudjaka Martana mengatakan, jika program pembenahan sungai Asem Binatur terkait terpilihnya Kelurahan Podosugih bersama 18 kelurahan lainnya di Indonesia yang memperoleh program Penataan Lingkungan Permukiman Berbasis Komunitas (PLPBK). "Ini merupakan penghargaan bagi Kota Pekalongan," ungkapnya.

Selasa, 19 Juli 2011

PENGUKURAN LOKASI KAWASAN PRIORITAS KELURAHAN KRAMATSARI

Oleh: Agung Bagus Armianto, ST (Askot Urban Planner PNPM MP Kota Pekalongan | April 2011 - Oktober 2011)

Kelurahan Kramatsari salah satu lokasi dari 2 lokasi baru yang mendapatkan program Penataan Lingkungan Permukiman Berbasis Komunitas (PLPBK) di Kota Pekalongan. Tahapan siklus perencanaan telah selesai dilalui. Proses perencanaan partisipatif yang cukup panjang, menguras energi dan waktu memang telah selesai. Tetapi justru di situlah titik awal dari perwujudan mimpi masyarakat harus dimulai lagi.
Siklus pelaksanaan fisik dan pemasaran sosial adalah yang siklus yang akan segera di jalankan. BLM tahap 2 telah diturunkan dan harus segera di aplikasikan. Rencana Investasi yang telah disepakati dalam dokumen RTPLP akan segera direalisasikan. Segala persiapan untuk mewujudkan kawasan prioritas menjadi nyata mulai dilakukan. Mulai dari pembentukan Tim Pelaksana Pembangunan (TPP), pembentukan Kelompok Swadaya Masyarakat (KSM) serta penguatan-penguatan kapasitas dilakukan.

Selain itu, sebagai pedoman KSM dalam melakukan kegiatan fisik disusun pula dokumen Detail Engineering Design (DED) yang sebenarnya masih masuk di dalam tahap perencanaan. Karena proses penyusunan Rencana Penataan Lingkungan Permukiman (RPLP) dan Rencana Tindak Penataan Lingkungan Permukiman (RTPLP) yang sedikit mengalami kendala, maka penyusunan DED pun harus dilakukan berbarengan dengan kegiatan di siklus selanjutnya. Tidak ada masalah dengan hal tersebut karena masyarakat bisa menentukan pihak ketiga yang kompeten dalam menyusun dokumen DED. Selain itu, pelaksanaan fisik juga dilakukan paralel dengan penyusunan DED sehingga proses bisa terus berlangsung.

Kegiatan penyusunan DED sampai saat ini terus dikebut. Pengukuran menjadi satu hal yang wajib dalam prosesnya. Pada hari Selasa, 12 Juli 2011 kemarin TIPP, TPP, Konsultan dan perwakilan Tim Teknis bersama-sama turun ke lapangan melakukan pengukuran di lokasi kawasan prioritas. Kawasan yang terletak di sebelah Barat Balai Desa Kramatsari tersebut direncakan akan dikembalikan fungsinya sebagai pusat aktifitas masyarakat. Dahulu masyarakat Kelurahan Kramatsari banyak berkumpul di lapangan yang merupakan ruang publik tersebut. Akan tetapi karena minimnya pengelolaan lapangan tersebut menjadi terbengkalai dan bahkan menjadi tempat membuang sampah sebagian warga. Belum lagi air yang tidak mengalir dari lokasi tersebut menjadikan lapangan tersebut seperti kubangan. 

Dalam dokumen RTPLP direncanakan sebuah pusat kegiatan warga berupa pendopo, perpustakaan serta taman bermain. Selain itu di dalam lingkungan permukiman sendiri cukup banyak kegiatan yang akan dilakukan dalam rangka membentuk perilaku masyarakat yang lebih baik. "Kami ingin membuat Kelurahan Kramatsari menjadi sebuah Education Center. Kami memiliki potensi sarana pendidikan yang banyak dan akan kami rangkul dalam rangka meningkatkan taraf hidup masyarakat. Banyak kegiatan di masyarakat yang bisa dijadikan proses belajar bagi pihak lain, seperti pembuatan master motif batik, proses pengolahan sampah, pengelolaan perpustakaan kelurahan dan sebagainya. Kami berharap dengan kegiatan PLPBK ini mimpi kami dapat terwujud", jelas Teguh koordinator BKM Barokah Kelurahan Kramatsari.
Ya, siapapun berhak untuk bermimpi dan mencapai sebuah mimpi termasuk warga Kelurahan Kramatsari. Semoga mimpi untuk mewujudkan sebuah tatanan masyarakat yang memiliki komitmen terhadap bidang pendidikan baik formal maupun informal dapat terwujud.

Selasa, 12 Juli 2011

ANAK-ANAK SEKARANG BERMAIN DENGAN AMAN

Oleh: Agung Bagus Armianto, ST (Askot Urban Planner PNPM MP Kota Pekalongan | April 2011 - Oktober 2011)

Sebelum program Penataan Lingkungan Permukiman Berbasis Komunitas (PLPBK) masuk sekitar tahun 2008 yang lalu merupakan hal yang berat bagi warga RW I dan VII kelurahan Podosugih, terutama yang tinggal di tepi sungai Binatur untuk berinteraksi. Tepian sungai yang becek dan gelap sangat tidak memungkinkan masyarakat untuk melewati jalan inspeksi tersebut apalagi melakukan aktivitas lain.


Namun berkat masuknya program PLPBK yang mengajak masyarakat untuk melakukan penyusunan rencana, masyarakat menetapkan kawasan tepi sungai tersebut menjadi kawasan prioritas di Kelurahan Podosugih yang perlu ditangani. Berbagai kegiatan pun akhirnya dilakukan untuk memperbaiki kualitas lingkungan permukiman di sepanjang sungai Binatur yang masuk dalam kawasan prioritas. Dibentuk beberapa Kelompok Swadaya Masyarakat (KSM) yang bertugas melaksanakan pembangunan fisik sesuai dengan indikasi program yang telah disusun, mulai pemasangan paving, pembuatan saluran, rehabilitasi rumah, pemasangan lampu hingga pembuatan jembatan.


Dana Bantuan Langsung Masyarakat (BLM) 400 juta untuk kegiatan fisikpun di gelontorkan habis untuk merealisasikan mimpi masyarakat. Tetapi jalan ternyata masih sangat panjang, masih banyak pekerjaan rumah yang perlu dilakukan untuk mewujudkan cita-cita masyarakat Podosugih. Ketika jalan yang semula becek telah menjadi mulus, tempat yang gelap telah menjadi terang di malam hari, akhirnya masyarakat pun mulai berpikir ulang dalam menjalani kehidupan sehari-hari. Mereka mulai malu buang air besar di tepi sungai dan membangun WC di rumah masing-masing. Sampah yang tadinya dengan mudah terselesaikan di tingkat tumah tangga dengan melemparnya ke sungai sekarang menjadi masalah baru untuk dikelola. Belum lagi sampah cair (limbah) dari pabrik batik yang berada di lingkungan tepi sungai. Juga anak-anak yang mulai banyak bermain di tepian sungai menjadi rawan terhadap bahaya jatuh ke sungai.


Tapi justru di situlah terjadi apa yang diharapkan dari program PLPBK ini. Masyarakat mau secara aktif dan sadar untuk merubah perilaku mereka sendiri dengan stimulan berupa pembangunan fisik di lingkungan permukiman mereka. Tidak pernah terbersit di pikiran mereka sebelumnya untuk membangun rumah dengan fasade menghadap ke sungai. Tapi apa yang terjadi sekarang, mereka sadar akan pentingnya akses bagi rumah. Bagaimana sebuah bahaya seperti kebakaran yang datang tidak terduga akan menjadi lebih terantisipasi bila mereka mempunyai akses yang luluasa ke rumah mereka. Selain itu faktor estetika yang tidak menjadi perhatian mereka kini menjadi hal yang turut di pikir dalam mendirikan rumah baru di tepi sungai. 
Di bulan Juli 2011 ini telah cair BLM 3 sebesar 300 juta ke rekening Badan Keswadayaan Masyarakat (BKM) untuk melanjutkan perwujudan mimpi. KSM Pagar Sungai dibentuk untuk membuat pagar dan memasangnya di tepi sungai Binatur. Total biaya yang di butuhkan sebesar Rp. 20.670.000,- telah di cairkan KSM sampai dengan termijn terakhir. Masyarakat yang tadinya tidak mungkin membiarkan anak-anaknya bermain di tepi sungai kini menjadi lebih tenang. Anak-anak dapat berkumpul dan bermain dengan aman tanpa khawatir jatuh ke sungai. Selain itu kawasan sungai menjadi lebih indah dengan adanya pagar besi yang bermotif tersebut.


Masih jauh memang jalan yang harus ditempuh untuk mewujudkan apa yang dimimpikan oleh masyarakat untuk menjadikan kawasan tepi sungai Binatur tersebut menjadi lokasi wisata seperti preseden yang ada di dalam dokumen perencanaan mereka. Akan tetapi bagi sebagian warga, sudah cukup untuk menghilangkan kekhawatiran mereka bila melihat anak-anaknya bermain di tepi sungai (yang masih hitam dan bau) tersebut. Kapan mimpi masyarakat terwujud?? Ataukah sebenarnya mereka telah capai bermimpi? Tugas kita bersama untuk terus memupuk semangat masyarakat. Lanjutkan!!

UJI PUBLIK RPLP DAN RTPLP KELURAHAN KRATON KIDUL

Oleh: Ika Yennyantika Setyarini, SE (Fasilitator Ekonomi PNPM MP Kota Pekalongan)

Tahapan Siklus Perencanaan Partisipatif dalam Program Penataan Lingkungan Permukiman Berbasis Komunitas (PLPBK) memang terjadwal selama 6 bulan. Tetapi pada prakteknya di Kelurahan Kraton Kidul (atau mungkin di lokasi-lokasi lain) tidak semulus yang direncanakan. Sehingga ketika akhirnya Dokumen RPLP dan RTPL (dianggap) telah selesai, maka selayaknyalah masyarakat dengan diprakarsai oleh Tim Inti Perencanaan Partisipatif (TIPP) sedikit bergembira merayakan hal tersebut. Perayaan itupun tidak berarti kemudian dilakukan hal-hal yang bersifat hura-hura atau pesta, melainkan suatu rangkaian kegiatan yang bertujuan untuk memperoleh restu masyarakat luas akan kesepakatan perencanaan yang telah disusun.


Dalam kegiatan yang dilaksanakan pada hari Minggu, 1 Mei 2011 ini turut diundang Bapak Walikota, Kepala SKPD, Camat, Lurah, Konsultan serta khalayak masyarakat Kraton Kidul. Walau akhirnya karena ada acara yang bersamaan pada hari tersebut maka Bapak Walikota dan Kepala SKPD berhalangan hadir tidak mengurangi semangat TIPP Kraton Kidul untuk menuntaskan acara hari itu.


Pada pukul 06.00 WIB acara dimulai dengan jalan sehat. Start dilakukan di depan kelurahan dan finish di lapangan stadion. Kemudian dilakukan senam sehat yang dipimpin oleh seorang instruktur senam. Setelah itu warga bersama tamu undangan makan bersama yang diiringi dengan live music. Kegiatan ini diikuti kurang lebih 250 orang dan mereka nampak sangat antusias sekali untuk mengetahui tentang program PLPBK yang telah diselesaikan maupun selanjutnya.


Kemudian sekitar pukul 08.00 WIB acara dilanjutkan kembali yang diawali dengan sambutan-sambutan dan disambung dengan acara paparan mengenai hasil perencanaan dalam program PLPBK di Kraton Kidul. Hal tersebut untuk menginformasikan kembali kepada masyarakat luas tentang segala kegiatan yang telah dilakukan di tahap perencanaan ini serta hasil dari perencanaan tersebut, yaitu dokumen Rencana Penataan Lingkungan Permukiman (RPLP), Rencana Tindak Penataan Lingkungan Permukiman (RTPLP), serta Aturan Bersama yang telah disepakati warga.
Pada kesempatan tersebut warga juga mendapat kesempatan menuliskan komitmen/dukungan mereka terhadap Kelurahan Kraton Kidul agar ke depan lebih baik, sesuai dengan perencanaan yang telah dibuat. Selain itu juga dipamerkan proses tahapan perencanaan warga dari awal sampai terbuatnya hasil produk perencanaan, Konsep perencanaan makro (lingkup kelurahan) dan mikro (kawasan prioritas), foto-foto kegiatan, indikasi program pembangunan di kelurahan Kraton kidul, dokumen RPLP dan RTPLP serta maket kawasan prioritas. Selain itu juga diadakan lomba kebersihan yang diikuti oleh semua RT di Kelurahan Kraton Kidul. Tim penilai dari unsur Kelurahan, LPM, BKM, dan PKK. Lomba ini bertujuan untuk menumbuhkan kesadaran warga terhadap lingkungan sekitarnya. Kegiatan lomba kebersihan ini dimenangkan oleh RT 03 RW I yang mendapatkan piala bergilir dan piala tetap.


Acara ini juga dimeriahkan oleh stand makanan Jadoel (Jajanan Kraton Kidoel), stand Bank Syariah Mandiri (BSM) dan stand Sarimi. Kemudian organ tunggal serta pengundian dengan hadiah doorprize yang menarik juga menambah semarak acara yang berlokasi di rencana kawasan prioritas yaitu kawasan Stadion Kota Batik tersebut.